DR Drh Soetiyono Partsoedjono
Poultry International January 2001
Industri perunggasan merupakan penghasil protein hewani paling efisien dibanding kan dengan jenis ternak lainnya. Penyakit unggas yang disebabkan oleh parasit merupakan ancaman serius yang meskipun jarang menyebabkan kematian tetapi menimbulkan kerugian besar dalam bentuk pertumbuhan terhenti, penurunan berat badan pada ayam pedaging dan produksi telur pada ayam petelur.
Koksidiosis
Penyakit koksidiosis biasanya berjangkit sebagai infeksi campuran beberapa spesies Eimeria pada unggas. Sedikitnya terdapat 5 spesies Eimeria yang paling umum ditemukan yaitu E. tenella (spesies penting dan paling patogenik), E. necatrix, E. maxima, E. acervulina, dan E. nitis. Eimeria ditularkan pada suhu dan kelembab an lingkungan yang cocok. Oosit dalam kotoran ayam akan bersporulasi dalam 24 - 48 jam yang apabila dimakan ayam akan bermigrasi ke saluran pencernaan. Setiap spesies Eimeria mempunyai lokasi tertentu dalam usus ayam (E. tenella menempati sekum). Tahap perkembangan koksidia terjadi dalam dinding usus yang menyebab kan kerusakan dinding usus. Gejala dari infeksi E. tenella adalah diare berdarah, kurang napsu makan, sayap terkulai dan kekurusan. Mortalitas biasanya tinggi apabila penyakit diabaikan dan tidak diobati. Infeksi oosit dalam jumlah besar menyebabkan penyakit yang parah dan seringkali mematikan. Kandang yang terlalu padat dan sanitasi jelek meningkatkan risiko terserang penyakit ini.
Poultry International January 2001
Industri perunggasan merupakan penghasil protein hewani paling efisien dibanding kan dengan jenis ternak lainnya. Penyakit unggas yang disebabkan oleh parasit merupakan ancaman serius yang meskipun jarang menyebabkan kematian tetapi menimbulkan kerugian besar dalam bentuk pertumbuhan terhenti, penurunan berat badan pada ayam pedaging dan produksi telur pada ayam petelur.
Koksidiosis
Penyakit koksidiosis biasanya berjangkit sebagai infeksi campuran beberapa spesies Eimeria pada unggas. Sedikitnya terdapat 5 spesies Eimeria yang paling umum ditemukan yaitu E. tenella (spesies penting dan paling patogenik), E. necatrix, E. maxima, E. acervulina, dan E. nitis. Eimeria ditularkan pada suhu dan kelembab an lingkungan yang cocok. Oosit dalam kotoran ayam akan bersporulasi dalam 24 - 48 jam yang apabila dimakan ayam akan bermigrasi ke saluran pencernaan. Setiap spesies Eimeria mempunyai lokasi tertentu dalam usus ayam (E. tenella menempati sekum). Tahap perkembangan koksidia terjadi dalam dinding usus yang menyebab kan kerusakan dinding usus. Gejala dari infeksi E. tenella adalah diare berdarah, kurang napsu makan, sayap terkulai dan kekurusan. Mortalitas biasanya tinggi apabila penyakit diabaikan dan tidak diobati. Infeksi oosit dalam jumlah besar menyebabkan penyakit yang parah dan seringkali mematikan. Kandang yang terlalu padat dan sanitasi jelek meningkatkan risiko terserang penyakit ini.
|
Diagnosa diperkuat dengan ditemukannya lesi-lesi mengandung koksidia pada
ne
kropsi. Untuk pencegahan penyakit biasa digunakan koksidiostat, misalnya tritiadol,
derivat-derivat diphenyldisulfide dan banyak produk impor. Koksidiostat tidak mengobati koksidiosis sekali gejala terlihat. Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti sulphonamide, sulphamezathine, sulphaquinoxaline, dan sulphaguanidine atau kombinasinya.
Leucocytozoon caulleryi
Merupakan parasit darah menyerang ayam yang dipelihara di lingkungan peternakan yang berdekatan dengan persawahan, kolam, atau daerah berair terbuka lainnya. Parasit ini juga menginfeksi paru-paru, ginjal, limpa, hati, otot dan organ tubuh lainnya. Vektor parasit ini adalah Culicoides arakawai. Ketika Arakawai mengunjungi Indonesia, ia menjelaskan secara rinci bagaimana memerangkap Culicoides secara efektif. C. arakawai menyerang bagian tubuh ayam yang terbuka, terutama pada malam hari, menyebabkan tingkat kematian 50 - 80 % pada anak ayam dan 5 - 12 % pada ayam dewasa. Tanda klinis pada ayam umur 1 bulan yang terinfeksi Culicoides adalah anoreksia, depresi, anemia, diare, dan feses berwarna kuning / kehijauan. Pemeriksaan nekropsi memperlihatkan adanya organ berdarah dan pendarahan di bawah kulit. Pada ayam yang lebih tua, pertumbuhan terhambat dan terjadi penurunan produksi telur. Untuk menghindari parasit ini, kandang ayam sebaiknya dibangun berjauhan dari air atau digunakan penyaring untuk melindungi masuknya parasit ke dalam kandang. Pengobatan masih memungkinkan mengguna kan sulphadimethoxine (20 - 50 ppm), furazolidone (100 - 150 ppm), pyrimetha mine (0,5 - 1 ppm). Sulphamethoxine dan daimeton bisa diberikan secara simultan.
Trematoda
Di antara trematoda yang menginfestasi kandang ayam adalah echinostoma revolu
tum, Prothogonimus pellucidum dan Philopthalmus gralli. Infestasi trematoda biasa terjadi pada ayam yang dipelihara dalam sangkar individu bertingkat terbuat dari bambu dalam kandang terbuka. Tumpukan feses akan terinfestasi oleh berbagai jenis serangga. Dampak ekonomis trematoda relatip kecil tetapi apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi telur. Ayam terinfeksi E. revolutum lewat air minum yang sudah terkontaminasi oleh siput mengandung cercariae (tahapan muda trematoda). P. pellucidus menginfestasi dari nimfe lalat yang terkon taminasi cercariae, yang bermigrasi ke bursa fabricus atau saluran telur.
Mencegah infestasi trematoda adalah dengan cara menghindari penggunaan air mi num dari persawahan yang besar kemungkinan mengandung nimfe lalat atau siput, dan hanya menggunakan air bersih. E. revolutum mendiami sekum dan rektum ayam. Tidak ada obat yang efektif untuk mengobati parasit ini tetapi carbon tetrachloride bisa dicobakan. Gejala klinis dari ayam yang terinfestasi P. pellucidus adalah depresi, produksi telur turun, kerabang telur tipis dan lunak. Kloaka mense kresikan cairan seperti susu. Sekeliling bulu terlihat melekat pada kulit. Keluaran kloaka biasanya mengandung albumen, kuning telur dan bisa ditemukan parasit.
Nematoda
Ascaridia galli adalah nematoda paling penting yang biasa menyerang ayam. Infes tasi cacing bulat, seperti sering dijumpai dalam temuan pathologis, bisa menyebab kan kematian mendadak akibat perusakan duodenum dan atau jejenum. Ayam men derita hemoragi enteritis dan ditemukan larva cacing pada kelenjar membran saluran pencernaan. Ayam menjadi terinfeksi penyakit akibat mengkonumsi makanan yang mengandung telur cacing. Pencegahan adalah memungkinkan dengan memberikan anthelmentik kepada ayam sekali sebulan khususnya terhadap ayam yang dipelihara dalam kandang kotor. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian piperazine, phenothiazine dan hygromyzine B.
Cestoda
Raillietina tetragona dan R. echinohothrida adalah jenis cestoda (cacing pita) yang paling umum menginfestasi ayam di Indonesia. Infestasi berat dapat menyebab kan kematian sedangkan produksi telur turun 25 %. Penyakit ini dapat ditularkan lewat lalat kandang dan semut sebagai inang perantara. Gejala klini adalah kehilang an nafsu makan, anemia, emasiasi, depresi dan diare. Pemeriksaan post mortem memperlihatkan adanya nodul-nodul dalam usus halus yang terdiri dari jaringan ne krotik dan leukosit. Tindakan pencegahan adalah memungkinkan dengan pengguna an insektisida organophosphat untuk menghilangkan lalat kandang dan semut. Pengo batan menggunakan dichlorophen sebanyak 300 mg/kg berat badan.
Kutu
Sebagaimana ektoparasit lainnya, relatip mudah untuk mengetahui infestasi kutu
dengan memperhatikan gejala ayam yang terus menceker, tidak tenang, bulu kusam, kehilangan nafsu makan, dan seringkali menyisir bulu. Sedikitnya ada 5 spesies kutu yang biasa menginfestasi ayam (terutama ayam petelur) yaitu Menopoin gallinae, Menacanthus stramineus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas, dan Lipeurus caponis. Jarang menimbulkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % pada infestasi parah. M. gallinae dan M. stramineus menginfestasi tubuh ayam, mema kan sel-sel epithel dan keratin bulu. G. dissimilis dan G. gigas menginfestasi tubuh dan sayap. L. caponis cenderung banyak ditemukan pada daerah leher. Kutu ayam mudah menyebar dengan persentuhan dengan ayam yang terinfestasi. Untuk meng hilangkan kutu biasa digunakan produk-produk tembakau atau insektisida khusus untuk penggunaan veteriner.
kropsi. Untuk pencegahan penyakit biasa digunakan koksidiostat, misalnya tritiadol,
derivat-derivat diphenyldisulfide dan banyak produk impor. Koksidiostat tidak mengobati koksidiosis sekali gejala terlihat. Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti sulphonamide, sulphamezathine, sulphaquinoxaline, dan sulphaguanidine atau kombinasinya.
Leucocytozoon caulleryi
Merupakan parasit darah menyerang ayam yang dipelihara di lingkungan peternakan yang berdekatan dengan persawahan, kolam, atau daerah berair terbuka lainnya. Parasit ini juga menginfeksi paru-paru, ginjal, limpa, hati, otot dan organ tubuh lainnya. Vektor parasit ini adalah Culicoides arakawai. Ketika Arakawai mengunjungi Indonesia, ia menjelaskan secara rinci bagaimana memerangkap Culicoides secara efektif. C. arakawai menyerang bagian tubuh ayam yang terbuka, terutama pada malam hari, menyebabkan tingkat kematian 50 - 80 % pada anak ayam dan 5 - 12 % pada ayam dewasa. Tanda klinis pada ayam umur 1 bulan yang terinfeksi Culicoides adalah anoreksia, depresi, anemia, diare, dan feses berwarna kuning / kehijauan. Pemeriksaan nekropsi memperlihatkan adanya organ berdarah dan pendarahan di bawah kulit. Pada ayam yang lebih tua, pertumbuhan terhambat dan terjadi penurunan produksi telur. Untuk menghindari parasit ini, kandang ayam sebaiknya dibangun berjauhan dari air atau digunakan penyaring untuk melindungi masuknya parasit ke dalam kandang. Pengobatan masih memungkinkan mengguna kan sulphadimethoxine (20 - 50 ppm), furazolidone (100 - 150 ppm), pyrimetha mine (0,5 - 1 ppm). Sulphamethoxine dan daimeton bisa diberikan secara simultan.
Trematoda
Di antara trematoda yang menginfestasi kandang ayam adalah echinostoma revolu
tum, Prothogonimus pellucidum dan Philopthalmus gralli. Infestasi trematoda biasa terjadi pada ayam yang dipelihara dalam sangkar individu bertingkat terbuat dari bambu dalam kandang terbuka. Tumpukan feses akan terinfestasi oleh berbagai jenis serangga. Dampak ekonomis trematoda relatip kecil tetapi apabila tidak ditangani dengan baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi telur. Ayam terinfeksi E. revolutum lewat air minum yang sudah terkontaminasi oleh siput mengandung cercariae (tahapan muda trematoda). P. pellucidus menginfestasi dari nimfe lalat yang terkon taminasi cercariae, yang bermigrasi ke bursa fabricus atau saluran telur.
Mencegah infestasi trematoda adalah dengan cara menghindari penggunaan air mi num dari persawahan yang besar kemungkinan mengandung nimfe lalat atau siput, dan hanya menggunakan air bersih. E. revolutum mendiami sekum dan rektum ayam. Tidak ada obat yang efektif untuk mengobati parasit ini tetapi carbon tetrachloride bisa dicobakan. Gejala klinis dari ayam yang terinfestasi P. pellucidus adalah depresi, produksi telur turun, kerabang telur tipis dan lunak. Kloaka mense kresikan cairan seperti susu. Sekeliling bulu terlihat melekat pada kulit. Keluaran kloaka biasanya mengandung albumen, kuning telur dan bisa ditemukan parasit.
Nematoda
Ascaridia galli adalah nematoda paling penting yang biasa menyerang ayam. Infes tasi cacing bulat, seperti sering dijumpai dalam temuan pathologis, bisa menyebab kan kematian mendadak akibat perusakan duodenum dan atau jejenum. Ayam men derita hemoragi enteritis dan ditemukan larva cacing pada kelenjar membran saluran pencernaan. Ayam menjadi terinfeksi penyakit akibat mengkonumsi makanan yang mengandung telur cacing. Pencegahan adalah memungkinkan dengan memberikan anthelmentik kepada ayam sekali sebulan khususnya terhadap ayam yang dipelihara dalam kandang kotor. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian piperazine, phenothiazine dan hygromyzine B.
Cestoda
Raillietina tetragona dan R. echinohothrida adalah jenis cestoda (cacing pita) yang paling umum menginfestasi ayam di Indonesia. Infestasi berat dapat menyebab kan kematian sedangkan produksi telur turun 25 %. Penyakit ini dapat ditularkan lewat lalat kandang dan semut sebagai inang perantara. Gejala klini adalah kehilang an nafsu makan, anemia, emasiasi, depresi dan diare. Pemeriksaan post mortem memperlihatkan adanya nodul-nodul dalam usus halus yang terdiri dari jaringan ne krotik dan leukosit. Tindakan pencegahan adalah memungkinkan dengan pengguna an insektisida organophosphat untuk menghilangkan lalat kandang dan semut. Pengo batan menggunakan dichlorophen sebanyak 300 mg/kg berat badan.
Kutu
Sebagaimana ektoparasit lainnya, relatip mudah untuk mengetahui infestasi kutu
dengan memperhatikan gejala ayam yang terus menceker, tidak tenang, bulu kusam, kehilangan nafsu makan, dan seringkali menyisir bulu. Sedikitnya ada 5 spesies kutu yang biasa menginfestasi ayam (terutama ayam petelur) yaitu Menopoin gallinae, Menacanthus stramineus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas, dan Lipeurus caponis. Jarang menimbulkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % pada infestasi parah. M. gallinae dan M. stramineus menginfestasi tubuh ayam, mema kan sel-sel epithel dan keratin bulu. G. dissimilis dan G. gigas menginfestasi tubuh dan sayap. L. caponis cenderung banyak ditemukan pada daerah leher. Kutu ayam mudah menyebar dengan persentuhan dengan ayam yang terinfestasi. Untuk meng hilangkan kutu biasa digunakan produk-produk tembakau atau insektisida khusus untuk penggunaan veteriner.
|
Caplak
Caplak ayam Ornothonyssus bursa dan tungau ayam Argas robertsi diketahui merupakan spesies ektoparasit caplak yang paling sering menyerang ayam. Caplak biasa ditemukan pada sangkar terbuat dari bambu, dan bahkan pada permukaan feses ayam. Meskipun tidak menyebabkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % dan pekerja menjadi enggan mema suki kandang karena gangguan caplak. Pada kasus infestasi A. robertsi, bentuk dewasa biasanya bersembunyi di balik celah / retakan sepanjang hari dan keluar pada malam hari untuk menghisap darah. Infestasi tungau tidak menyebabkan mortalitas tetapi produksi telur bisa turun 30 %.
Caplak ayam Ornothonyssus bursa dan tungau ayam Argas robertsi diketahui merupakan spesies ektoparasit caplak yang paling sering menyerang ayam. Caplak biasa ditemukan pada sangkar terbuat dari bambu, dan bahkan pada permukaan feses ayam. Meskipun tidak menyebabkan kematian tetapi produksi telur bisa turun 25 % dan pekerja menjadi enggan mema suki kandang karena gangguan caplak. Pada kasus infestasi A. robertsi, bentuk dewasa biasanya bersembunyi di balik celah / retakan sepanjang hari dan keluar pada malam hari untuk menghisap darah. Infestasi tungau tidak menyebabkan mortalitas tetapi produksi telur bisa turun 30 %.
|
Pengendalian dan Pengobatan Parasit
1. Tindakan sanitasi harus dijalankan secara benar dan ketat.
2. Buang secara periodik, tumpukan feses yang merupakan sumber perkembang
biakkan serangga dan kumbang yang keduanya diyakini dapat menularkan
penyakit ayam.
3. Jika mungkin, sangkar bambu digantikan oleh sangkar kawat untuk mencegah in
festasi tungau dan caplak.
4. Gangguan burung, tikus dan hewan liar lainnya harus diperkecil.
5. Hilangkan areal yang tergenang air di sekitar kandang.
6. Metoda manajemen pemeliharaan ayam yang efisien akan membantu untuk
memperkecil populasi parasit.
1. Tindakan sanitasi harus dijalankan secara benar dan ketat.
2. Buang secara periodik, tumpukan feses yang merupakan sumber perkembang
biakkan serangga dan kumbang yang keduanya diyakini dapat menularkan
penyakit ayam.
3. Jika mungkin, sangkar bambu digantikan oleh sangkar kawat untuk mencegah in
festasi tungau dan caplak.
4. Gangguan burung, tikus dan hewan liar lainnya harus diperkecil.
5. Hilangkan areal yang tergenang air di sekitar kandang.
6. Metoda manajemen pemeliharaan ayam yang efisien akan membantu untuk
memperkecil populasi parasit.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar