BAB I
PENDAHULUAN
Dalam usaha peternakan, penyakit merupakan salah satu resiko yang
kadang-kadang harus dihadapi. Oleh karena itu mengenali gejala
masing-masing penyakit, mengetahui sumber penyebabnya dan dapat
melakukan pencegahan penyakit, merupakan salah satu bekal yang penting
bagi suksesnya usaha peternakan. Beberapa serangan penyakit pada ternak
masih merupakan momok menakutkan bagi para perternak. Hal ini karena
serangan penyakit yang sangat parah (outbreaks) sangat merugikan
peternak. Tidak jarang, peternak yang gulung tikar akibat peternakannya
diserang penyakit. Penyakit pada ternak bisa disebabkan oleh agen
infeksius maupun non infeksius. Beberapa penyebab penyakit yang bersifat
non infeksius adalah penurunan respon immun, nutrisi, cacat genetik,
trauma/perlukaan ataupun keracunan. Sedangkan penyebab penyakit
infeksius bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit dan
jamur. Penyakit Pasteurellosis adalah salah satu dari sekian banyak
penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
Pasteurellosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Pasteurella yang merupakan bakteri anaerobik fakultatif (bakteri yang
mampu bertahan hidup tanpa oksigen dan tetap berfungsi diberbagai
kondisi). Pasteurella termasuk ke dalam Ordo Pasteurellales yang
Familinya adalah Pasteurellaceae. Ada 4 spesies lagi dari genus
Pasteurella ini, diantaranya adalah Pasteurella multocida, Pasteurella
haemolitica, Pasteurella pneumotropca sama Pasteurella ureae.
Pasteurella Multocida dan Mannheimia Haemolytica (Pasteurella
Haemolitica) adalah dua spesies Pasteurella yang sering dituding
terlibat dalam berbagai penyakit Pasteurellosis baik secara bersama sama
maupun sendiri sendiri. Kebanyakan penyakit ini disebarkan oleh anjing
dan kucing. Tidak menutup kemungkinan kambing, kuda, biri-biri, tikus,
hamster, babi, serigala dan jenis-jenis unggas pun juga bisa menularkan
penyakit ini.
Bakteri ini punya suatu kapsul yang terdiri dari 5 kapsul + 16 serotipe.
Kapsul itu antara lain adalah "A, B, D, E dan F" dengan komposisi
kapsul terbanyak menimbulkan Pasteurellosis 5A, 8A dan 9A. Kapsul
nantinya berfungsi sebagai tameng bakteri sewaktu ada sel fagositosis
yang nyerang. Di Pasteurella multocida terdapat kapsul B dan E bisa
menyebabkan septikemia hemoragik di berbagai hewan mamalia. Pada sapi
sendiri yang mengalami penyakit ini banyak ditemukan serotype 6B dan 6E.
Infeksi Pasteurellosis pada ternak domba bisa terjadi setiap saat
sepanjang tahun, namun yang terjadi terhadap anak domba biasa terjadi
pada bulan September hingga November. Walaupun bakteri ini termasuk
flora normal di dalam tubuh, tapi bisa berubah jadi penyakit yang cukup
ganas juga. Bakteri ini hidup di daerah nasofaring dan gingival termasuk
kucing dan anjing. Saat menimbulkan gigitan, bakteri ini bisa saja ikut
berpindah ke tubuh manusia.
Penyebaran Pasteurellosis selain masalah gizi buruk juga bisa melalui
kontak langsung antara ternak yang terinfeksi dengan ternak sehat,
melalui pakan dan minum yang terkontaminasi kotoran dari hidung dan
mulut ternak yang terinfeksi dan factor factor predisposisi
(kecenderungan dari sesuatu dapat menimbulkan penyakit) seperti; Kandang
yang terlalu padat juga ikut mempermudah penyebaran, debu dan polusi
yang ditimbulkan oleh asap knalpot kendaraan dapat merusak lapisan
didinding trachea (tenggorokan) yang pada giliran akan dijadikan tempat
melekatnya bakteri, kotoran ternak yang dibiarkan menumpuk ikut andil
dalam memperkaya bakteri dipeternakan, ventilasi didalam kandang yang
kurang pengaturannya (musim dingin kedinginan musim panas kepanasan),
pasar ternak dimana tempat bergerombolnya ternak dari berbagai tempat,
saat ternak berada dalam kendaraan pengangkut dan percampuran ternak
dipeternakan penggemukan dimana ternak datang dari berbagai peternakan.
Selain itu juga penularan dapat terjadi melalui gigitan hewan terutama
kucing. Infeksi juga dapat terjadi melalui inhalasi. Infeksi pada
manusia dibagi dalam 3 kelompok:
2. Infeksi setelah kontak dengan hewan tanpa melalui gigitan atau cakaran.
3. Infeksi tanpa pernah ada kontak dengan hewan.
Gejala umum dari Pasteurellosis yang dialami pada manusia sejauh ini diantaranya adalah:
1. Pembengkakan.
2. Selulitis dan drainase pada daerah yang terluka.
3. Dalam 1 atau 2 jam, terjadi edema, nyeri dan terjadi pula eksudat serosanguineous bersamaan dengan terjadinya inflamasi.
4. Demam tinggi atau sedang yang diikuti dengan mual dan muntah-muntah.
5. Sesak napas
6. Diare
7. Terjadi syok dan koagulopati (pembekuan atau gangguan peredaran
darah) nantinya apabila koagulopati ini berlanjut, maka akan
mengakibatkan diatesis perdarahan
Komplikasi yang terjadi saat infeksi muncul rata-rata berhubungan dengan
gangguan system pernapasan, beberapa diantara komplikasi yang muncul
adalah:
1. Sinusitis
2. Mastitis (radang susu)
Umumnya menyerang ternak yang sedang bunting ditandai oleh pembengkakan
berwarna kemerah merahan dan panas. Penyebabnya bakteri Pasteurella
Haemolotica.
3. Empyema
4. Otitis,
adalah istilah umum untuk peradangan pada telinga
5. Osteitis,
Yaitu inflamas yang terjadi pada tulang
6. Meningitis,
radang pada membran pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
7. Endokarditis,
yaitu peradangan pada lapisan dalam dari jantung, yaitu pada endocardum.
8. Septicaemia (keracunan darah)
Umumnya diderita oleh anak domba muda umur 2 bulan, penyebabnya bakteri
Pasteurella haemolytica. Tanda tanda klinis dalam bentuk akut berupa
kematian mendadak pada domba.
9. Kadang muncul Pneumonia juga walaupun dalam frekuensi yang kecil.
Pneumonia (radang paru paru): umumnya menyerang domba dewasa yang
disebabkan oleh infeksi bakteri P Multocida atau P Haemolytica atau oleh
keduanya. Tanda tanda klinis seperti depresi, nafsu makan menurun,
batuk batuk, gangguan pernafasan, demam tinggi dan dalam tingkatan akut
sering menyebabkan kematian mendadak.
10. Diatesis perdarahan (kerentanan yang tidak biasa untuk perdarahan), diantaranya dapat berupa
a. Haemophlia
Yaitu kesulitan darah untuk membeku. Haemophilia sendiri terbagi menjadi
2 bentuk, diataranya adalah Haemophilia A dan Haemophilia B. Hemofilia A
(defisiensi faktor pembekuan VIII) adalah bentuk paling umum dari
gangguan tersebut, terjadi pada sekitar 1 di 5.000 – 10.000 kelahiran
laki-laki dan Hemofilia B (kekurangan faktor IX.) Terjadi di sekitar 1
pada sekitar 20.000 – 34.000 kelahiran laki-laki
b. Leukemia
c. Anemia atau kekurangan darah
d. Wiskott-Aldrich syndrome (WAS)
yaitu penyakit langka resesif terkait-X ditandai dengan eksim,
trombositopenia (jumlah platelet rendah), defisiensi imun, dan diare
berdarah (sekunder untuk trombositopenia itu). Hal ini juga
kadang-kadang disebut sindrom eksim-trombositopenia-immunodeficiency
Pengendalian agar penyakit ini tidak meluas yaitu dengan cara memisahkan
ternak yang terinfeksi dari kawasan ternak yang sehat, melaporkan
kedinas peternankan atau kedokter hewan untuk ditindaklanjuti.
Pengobatan dengan cara memberikan antibiotika seperti Medoxi-L yang
mengandung antibiotika Oxitetracycline dengan dosis 0.5 -2.00 ml. untuk
setiap <10 kg. berat badan. 2.00 - 4.00 ml untuk setiap 10 - 50 kg.
berat badan. 4.00 - 8.00 ml. untuk setiap > 50 kg. berat badan.
Pengobatan diberikan secara Inframuskuler (disuntikan melalui
daging/otot) atau secara Subuktan (disuntikan melalui bawah kulit). Yang
perlu diperhatikan dalam pemberian obat yaitu Jangan memberikan
melebihi 10 ml. dibagian tubuh yang sama pada ternak besar. Jangan
mengkonsumsi susu yang diperah dalam waktu 4 hari setelah penyuntikan.
Menghentikan pemberian Medoxi-L 5 hari sebelum ternak disembelih untuk
dikonsumsi. Pencegahan terhadap penyakit Pasteurellosis yaitu dengan
cara pemberian pakan yang bergizi tinggi, melakukan sanitasi pada
lingkungan sekitar serta pemberian vaksinasi secara berkala yang
terprogram sesuai ketentuan dari penyuluh peternakan.
BAB III
KESIMPULAN
Pasteurellosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Pasteurella yang merupakan bakteri anaerobik fakultatif (bakteri yang
mampu bertahan hidup tanpa oksigen dan tetap berfungsi diberbagai
kondisi). Kebanyakan penyakit ini disebarkan oleh anjing dan kucing.
Tidak menutup kemungkinan kambing, kuda, biri-biri, tikus, hamster,
babi, serigala dan jenis-jenis unggas pun juga bisa menularkan penyakit
ini. Penyebaran Pasteurellosis selain masalah gizi buruk juga bisa
melalui kontak langsung antara ternak yang terinfeksi dengan ternak
sehat, melalui pakan dan minum yang terkontaminasi kotoran dari hidung
dan mulut ternak yang terinfeksi dan factor factor predisposisi
(kecenderungan dari sesuatu dapat menimbulkan penyakit). Pencegahan
terhadap penyakit Pasteurellosis yaitu dengan cara pemberian pakan yang
bergizi tinggi, melakukan sanitasi pada lingkungan sekitar serta
pemberian vaksinasi secara berkala yang terprogram sesuai ketentuan dari
penyuluh peternakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2004. Pegangan Peserta Latihan Paravet. Daftar Tindakan Terapi Yang Dapat Dilaksanakan Untuk Menyembuhkan Gejala PenyakitTertentu.
Bina Kesehatan Hewan. 1993. Manajemen Penyakit Hewan, Seri: Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular. Jilid 3-4-5. Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Ressang. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi kedua. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Soepeno, Arimiadi, S., B, Setiadi dan J. Manurung. 1993. Sistem usaha tani ternak di daerah padat penduduk (Jawa Barat). Prosiding pengolahan dan komunikasi hasil-hasil penelitian di Pedesaan Ciawi 27-29 Januari. Balai Penelitian Ternak- PUSLITBANGNAK. 118-127.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar